بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِن فَضْلِهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ
الْكَافِرِينَ
Kerana Allah akan membalas orang-orang yang beriman dan beramal soleh
dari limpah kurniaNya. Sesungguhnya Ia tidak suka kepada orang-orang
yang kufur ingkar.
Surah Ar-Ruum Ayat 45
Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya di balik gunung Qof terdapat sebidang tanah putih yang
tiada tumbuhannya. Luas tanah itu seperti luas dunia tujuh kali, disitu
penuh sesak dengan malaikat. Sehingga andaikata sebuah jarum dijatuhkan
dari atas niscaya terjatuh diatas salah satu dari mereka.
Tiap-tiap tangan mereka memegang bendera yang panjangnya empat puluh farsakh. Tiap bendera tulisannya
“Laailaahaillallaah-Muhamammadur Rasulullah”.
Tiap-tiap malam jum’ah, mereka berkumpul dikeliling gunung itu untuk
merendahkan diri kepada Allah, dan memohon keselamatan buat umat
Muhammad SAW.
Jika fajar subuh sudah terbit, mereka berdo’a : Ya Allah, ampunilah
orang yang mandi hari Jum’ah dan yang datang menghadiri Jum’ah. Mereka
berdo’a dengan suara tangis dan keras.
Lalu Allah berfirman : Hai Malaikatku ! Apa yang kalian kehendaki ?
Mereka menjawab : Kami berkehendak, engkau mau mengampuni dosa umat Muhammad SAW. Aku telah mengampuni mereka, jawab Allah SWT.
Bukit Qaf yang dicipta oleh Allah dari jamrud yang hijau (sehingga
warnanya berpengaruh terhadap warna biru langit dunia yang sering dan
selalu kita saksikan) adalah bukit yang mengelilingi ke segenap penjuru
pada urat bumi agar bumi tidak bergerak bergoncang dan ia dijaga oleh
satu malaikat yang besar, kekar dan kuat.
Pada suatu hari Saidina Iskandar Zul-Qarnain naik ke atas bukit Qaf
dan bertanya: “Hai Jabal Qaaf, di bawahmu ada sejumlah bukit-bukit
kecil, coba ceritakan kepadaku kekuasaan Allah yang demikian itu”, jawab
bukit Qaaf: “Di balik saya ada bumi yang berjarak 500 tahun perjalanan
ditambah pula oleh Allah yang memiliki kekuasaan yang sangat besar yakni
500 buah bukit yang dijadikan dari air yang dibekukan, bukan es atau
salju. Dengan air yang dibekukan dimaksudkan sebagai daya tahan terhadap
lapisan-lapisan bumi agar tidak habis hancur terbakar oleh kedahsyatan
ganasnya api neraka yang ada di bawah lapisan bumi yang terbawah”.
“Dan
dipancangkan-Nya di bumi itu gunung menjadi pasaknya agar kamu tidak
berguncang” (Luqman: 10).
خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ
بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنبَتْنَا فِيهَا
مِن كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
Ia menciptakan langit dengan tidak bertiang sebagaimana yang kamu
melihatnya; dan Ia mengadakan di bumi gunung-ganang yang menetapnya
supaya bumi itu tidak menghayun-hayunkan kamu; dan Ia biakkan padanya
berbagai jenis binatang. Dan Kami menurunkan hujan dari langit, lalu
Kami tumbuhkan di bumi berbagai jenis tanaman yang memberi banyak
manfaat.
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah untuk mendapatkan ampunan
dari Tuhanmu serta mendapatkan surga seluas langit dan bumi yang
disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa” (Ali Imran: 133).
Seluas langit dan bumi memberikan arti dua kali lipat. Langit
berpasangan dengan bumi, matahari dengan bulan, siang dengan malam.
“Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasangan”
(Yasin: 36).
سُبْحَانَ الَّذِي
خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ
وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan makhluk-makhluk semuanya berpasangan; sama ada dari yang ditumbuhkan oleh bumi, atau dari diri mereka, ataupun dari apa yang mereka tidak mengetahuinya.
Kita dipastikan mengerti maksud berpasangan itu bagaimana.
Tentunya luas, panjang, lebar dan besarnya adalah sama. Kalau tidak
sama, orang jawa menyebutnya “Gitang” (pincang).
“Sesungguhnya Allah
telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula” (al-Thalaq:
12).
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ
سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ
اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ
عِلْماً
Allah yang menciptakan tujuh petala langit dan (Ia menciptakan) bumi
seperti itu; perintah Allah berlaku terus menerus di antara alam langit
dan bumi. (Berlakunya yang demikian) supaya kamu mengetahui bahawa
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu, dan bahawa
sesungguhnya Allah tetap meliputi ilmuNya akan tiap-tiap sesuatu.
Sewaktu Saidina Abdullah bin Salam bertanya kepada Nabi Saw.: “Dengan
apa bumi ini bisa tenang?”,
jawab Nabi Saw.: “Dengan beberapa gunung“,
pertanyaan berikutnya: “Dengan apa gunung-gunung itu dikokohkan?”, jawab
Nabi Saw.: “Dengan gunung Qaf yang dibuat dari zamrud hijau dan birunya
langit“,
setelah itu ditanya lagi: “Berapa jarak tingginya dari bumi ke
langit dunia?”,
jawab Nabi Saw.: “500 tahun perjalanan“.
Pertanyaan
selanjutnya tentang jarak antara perjalanan kiri dan kanannya
(utara-selatan) dari titik tengah?
jawab Nabi Saw.: “200 tahun
perjalanan” dan
ketika ditanyakan tentang penghuni bumi yang berlapis
tujuh itu.
Nabi Saw. menyebutkan: “Penghuni lapisan ketujuh adalah para
malaikat, penghuni lapisan keenam adalah Iblis beserta bala tentaranya,
penghuni lapisan kelima adalah setan, penghuni lapisan keempat adalah
ular, penghuni lapisan ketiga adalah kalajengking, penghuni lapisan
kedua adalah jin, dan penghuni lapisan pertama adalah manusia“.
Allah
berfirman: “Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang mendampingi”
(al-Ra’d: 4).
وَفِي الأَرْضِ
قِطَعٌ مُّتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِّنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ
وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاء وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ
فِي الأُكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Dan di bumi ada beberapa potong tanah yang berdekatan (tetapi berlainan
keadaannya); dan padanya ada kebun-kebun anggur, dan jenis-jenis tanaman
serta pohon-pohon tamar (kurma) yang berumpun dan yang tidak berumpun;
semuanya disiram dengan air yang sama; dan Kami lebihkan buah
setengahnya dari setengahnya yang lain (pada bentuk, rasa, dan baunya)
Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi orang-orang yang (mahu) berfikir serta memahaminya.
Berkaitan dengan ayat ini, Nabi Saw. selanjutnya menerangkan bahwa di
belakang gunung Qaf ada +70 bumi dari misik (kasturi), +70 bumi dari
emas, +70 bumi dari besi, +70 bumi dari Anbar, +70 bumi dari kapur. Di
belakang ini semua terdapat alam malaikat. Tidak ada satu manusia-pun
yang mengetahui jumlah para malaikat ini kecuali Allah, dan mereka
bertasbih dengan kalimat:
“La Ilaha Illallah Muhammadun Rasulullah”.
Dalam masalah bumi ini, Saidnuna Ibnu Abbas Ra. mengatakan:
“Bahwasanya tiap-tiap bumi, sebagian dari padanya seperti bumi kita ini
dan di dalamnya terdapat alam seperti alam kita”.
Nabi Saw. bersabda: “Hai Aisyah! di alam yang tidak nampak ini,
terdapat hujan, mendung, matahari dan bulan. Tidak ada yang mengetahui
kecuali kekasih Allah dan orang-orang yang baik“.
kita bincang daripada permulaan alam..jangan baca jak..tetapi BINCANG
Alam keseluruhannya dinamakan alam kejadian atau alam makhluk atau
segala sesuatu yang Allah ciptakan daripada yang sekecil-kecilnya
hinggalah ke sebesar-besarnya. Makhluk kejadian Allah boleh dibahagikan
kepada tiga peringkat alam.
1: Alam Syahadah
2: Alam Misal
3: Alam Arwah.
1: Alam Syahadah
Alam Syahadah adalah benda dalam erti kata yang luas. Jangan
menyangka sesuatu yang jauh dan tidak dapat dipandang dengan mata kasar
itu sebagai bukan benda. Jika bintang merupakan benda yang paling jauh
kelihatan pada pandangan kita, yang lebih jauh daripada bintang dan
tidak dapat dipandang juga termasuk dalam kumpulan kebendaan. Benda atau
jisim boleh dibahagikan kepada tiga kategori:
1: Jisim yang boleh dilihat dan dipegang
2: Jisim tipis yang ditembusi pandangan (transparent)
3: Jisim halus yang ghaib.
Ketiga-tiga jenis jisim tersebut boleh didapati di dalam Alam
Syahadah. Alam Syahadah pula boleh dibahagikan kepada empat peringkat
alam.
1: Alam Langit Dunia
2: Alam Bumi
3: Alam Langit-langit
4: Alam al-Kursi Yang Agung.
ALAM LANGIT DUNIA
Satu bahagian kecil daripada alam ini ialah planet bumi di mana
tinggal di atasnya makhluk yang berbangsa manusia. Planet bumi
bersama-sama bulan dan planet-planet yang lain berada di dalam satu
tingkatan alam yang dinamakan Sistem Matahari. Pada mulanya ahli
astronomi menyangkakan matahari menjadi pusat kepada alam. Penemuan
kemudiannya menunjukkan matahari hanyalah sebiji bintang di antara
jutaan bintang-bintang. Apabila ilmu astronomi semakin maju manusia
menemui maklumat bahawa kumpulan bintang-bintang yang sangat banyak
membentuk satu galaxy. Ahli astronomi membuat anggaran terdapat
kira-kira satu ratus ribu juta bintang dalam galaxy yang ada planet
bumi. Bintang-bintang berpusing mengelilingi satu pusat yang dipanggil
Pusat Sistem Galaxy. Ahli astronomi membuat kiraan dan mendapati
matahari kita mengambil masa 225 juta tahun untuk mengelilingi Pusat
Sistem Galaxy satu pusingan.
Di samping galaxy yang terkandung planet bumi terdapat pula
galaxy-galaxy lain. Bintang-bintang bagi setiap galaxy mengelilingi
Pusat Sistem Galaxy masing-masing. Ada ahli astronomi membuat kiraan dan
menganggarkan terdapat kira-kira 10 ribu juta galaxy semuanya.
Ukuran di antara bintang-bintang dan galaxy-galaxy tidak lagi diukur
dengan kiraan batu atau kilometer, tetapi digunakan sukatan tahun
cahaya. Cahaya bergerak selaju 186,000 batu satu saat. Hasil kiraan ahli
astronomi mendapati jarak matahari kita dengan bintang yang paling
hampir ialah 4 ? tahun cahaya.
Tiap galaxy bergerak dengan kelajuan yang berbeza. Galaxy yang dekat
dengan kita lambat pergerakannya sementara yang lebih jauh lebih pantas
pergerakannya. Pada jarak tertentu galaxy tidak kelihatan lagi kerana ia
sudah lebih laju daripada cahaya lalu membawa cahayanya bersama-sama
dan tidak mungkin lagi cahaya tersebut sampai ke bumi. Hasil kiraan ahli
astronomi mendapati jarak di mana galaxy membawa cahaya bersama-samanya
ialah tidak kurang daripada 13 ribu juta tahun cahaya. Inilah
perbatasan ahli astronomi yang dapat dicapai melalui bantuan teleskop
yang paling canggih. Kesemua galaxy tersebut berada di dalam satu alam
yang bulat dan mengembang seumpama belon yang ditiupkan angin ke
dalamnya.
Hasil penemuan melalui teleskop melahirkan teori-teori untuk
menceritakan keadaan galaxy-galaxy selepas batas teleskop. Timbullah
istilah Group, Metagalaxy, Teragalaxy dan sebagainya, sehingga sampai
kepada yang tanpa batas (infinity).
Teori-teori tersebut adalah bersifat mungkin dan agak-agak sahaja.
Walaupun bersifat mungkin dan agak-agak tetapi bila disandarkan kepada
sains dan teknologi manusia umum dapat menerimanya sebagai kebenaran.
Malangnya teori yang dibuat oleh ahli agama berdasarkan kitab ilmu alam
yang paling jitu yang ‘ditulis’ sendiri oleh Pencipta alam, tidak dapat
diterima umum kerana tidak saintifik. Sains siapa yang lebih hebat di
antara sains yang menghidupkan orang ‘mati’ dengan memasukkan darah dan
memindahkan organ dengan sains yang membangkitkan orang yang di dalam
kubur hanya dengan berkata, :”Bangunlah kamu dengan izin Allah”.
Sesungguhnya sains “Dengan izin Allah” tidak dapat dicabar dan tidak
mungkin dicabar oleh sains manusia buat selama-lamanya. Oleh itu apabila
sains manusia mengaku kalah berpindahlah kepada sains “engan izin
Allah”. Pasti keterangan yang lebih lanjut dan jelas dapat diperolehi.
Ahli agama yang mendapat sains “Dengan izin Allah” dinamakan ahli
al-hak, ertinya pakar yang sebenarnya. Ada juga kalangan masyarakat
menamakan mereka sebagai manusia kebenaran atau orang kebenaran.
Malangnya pula manusia kebenaran ini dianggap sebagai orang yang ‘betul
bendul’. Tertutuplah rahsianya sebagai ahli sains yang hakiki dan tidak
adalah orang yang bertanyakan perkara sains kepadanya.
Penghulu kepada sekalian ahli al-hak, Nabi Muhamamd .s.a.w, telah
menjelajah ke seluruh alam maya sehingga ke puncak yang paling tinggi,
yang tidak ada lagi alam kejadian selepas itu. Baginda s.a.w
menceritakan apa yang baginda saksikan. Cerita yang dikhabarkan oleh
Rasulullah s.a.w menjadi pedoman bagi ahli al-hak yang lain untuk
mencungkil rahsia alam maya, seterusnya membina teori alam maya
berdasarkan keterangan Rasulullah s.a.w dan penyaksian mereka sendiri.
Bertaburanlah maklumat tentang alam maya yang telah dikeluarkan oleh
manusia-manusia kebenaran yang tidak pernah mempelajari sains dan tidak
tahu istilah-istilah sains.
Mereka menggunakan istilah mereka sendiri.
Timbullah teori bumi berada di atas tanduk lembu. Lembu pula berada di
atas belakang ikan nun. Lembu memakan rumput yang tumbuh di atas
belakang ikan. Apabila lembu bergerak berlakulah kegoncangan di atas
bumi. Mendengar teori yang demikian orang terus menutup telinga, tidak
masuk akal, Israiliyat dan karut. Padahal teori itu dikeluarkan oleh
seorang yang diperakui ilmunya oleh Rasulullah s.a.w kerana baginda
sendiri mendoakan agar mengurniakannya ilmu dan kefahaman. Beliau adalah
Ibnu Abbas r.a.
Apabila ahli nujum membuat teori mengenai bintang 12, di antara 12
bintang tersebut ada dua bintang yang dinamakan lembu dan ikan. Ada
pengaruh mempengaruhi di antara bintang lembu dengan bintang ikan dan
juga bintang-bintang lain kepada penduduk di atas muka bumi. Teori ahli
nujum tersebut diterima dengan penuh yakin sehingga boleh dikatakan
semua orang tahu bintangnya masing-masing. Mereka boleh percaya kepada
bintang lembu dan ikan yang dikatakan oleh ahli nujum tetapi menolak
perkataan ahli kasyaf yang dapat menyaksikan apa yang tidak dapat
dilihat oleh mata kasar.
Kita kembali kepada Alam Langit Dunia. Kita mulai dari satu planet
yang bernama bumi di mana kita tinggal di atasnya. Planet yang kita
tinggal ini dinamakan bumi kerana kita mendiaminya. Jika kita mendiami
bulan maka bulanlah bumi kita. Jika kita mendiami matahari maka
mataharilah bumi kita. Jadi, maksud bumi adalah relatif. Yang menjadi
identiti bumi ialah ia berada di dalam satu kerangka. Bagi planet bumi
kita banjaran gunung-gunung menjadi kerangka. Gunung di atas bulan
menjadi kerangka bulan.
Apabila planet bumi yang kecil ini berada di dalam satu kumpulan yang
mengandungi berjuta-juta bintang ia dinamakan galaxy. Terdapat banyak
galaxy sehingga sampai kepada satu peringkat semua galaxy tersebut
berada di dalam satu kerangka. Seperti di planet bumi kerangka galaxy
juga dinamakan gunung. Ia diistilahkan sebagai Gunung Qaf. Gunung Qaf
merupakan satu alam yang luas yang terdapat di dalamnya banyak galaxy.
Di samping Gunung Qaf yang planet bumi ada di dalamnya terdapat enam
Gunung Qaf yang lain. Jumlah Gunung Qaf semuanya adalah tujuh. Tujuh
Gunung Qaf itu berada atau terapung-apung di dalam ruang angkasa yang
luas yang dikelilingi oleh satu bulatan yang dinamakan Langit Dunia atau
Langit Rendah atau Langit Pertama.
Apabila planet bumi sudah menjadi terlalu kecil dibandingkan dengan
kewujudan yang lain, konsep bumi itu pun berubah. Pada peringkat ini
satu alam di dalam satu Gunung Qaf dinamakan satu bumi. Tujuh Gunung Qaf
menjadi tujuh bumi. Terdapat tujuh bumi yang dilengkungi oleh Langit
Dunia. Seluruh alam di dalam Langit Dunia ini dinamakan Alam al-Mulk.
Jika istilah Alam al-Mulk dirasakan tidak sesuai maka boleh juga
digunakan istilah Universe. Begitulah keadaan Universe yang digambarkan
oleh ahli al-hak berdasarkan penyaksian mata hati mereka.
ALAM BUMI
Langit Dunia, iaitu langit pertama merupakan permulaan Alam Malakut
Bawah yang dinamakan juga Alam Barzakh, tempat roh yang meninggalkan
jasad berhenti sementara menunggu ditiup sangkakala. Langit Dunia dengan
segala isinya menjadi satu alam kecil terapung di dalam ruang angkasa
alam Langit Kedua. Begitulah keadaannya sehinggalah sampai ke alam
Langit Ketujuh.
Selepas Langit Ketujuh terdapat satu tingkat Alam Ghaib, bukan lagi
Alam Syahadah. Alam Ghaib ini terdiri daripada benda juga Cuma ia ghaib
daripada pancaindera. Bahagian pertama daripada Alam Ghaib ini dinamakan
Sidratul Muntaha. Sidrat bermakna pokok bidara dan muntaha bermakna
yang penghabisan. Sidratul Muntaha bermakna pokok bidara yang
penghabisan. Ia merupakan satu tingkat alam yang menjadi perbatasan,
tempat berhenti perjalanan dan ilmu makhluk yang dari alam atas dengan
alam bawah. Apa sahaja yang datang dari bawah terhenti di Sidratul
Muntaha dan apa sahaja yang turun dari atas juga terhenti di Sidratul
Muntaha. Hanya yang mendapat keizinan dapat menyeberangi perbatasan ini.
Peristiwa mikraj menceritakan, “Kemudian baginda s.a.w sampai ke
langit ke tujuh…tiba-tiba didapatinya Nabi Ibrahim a.s…Kemudian aku
(Nabi Muhamamd s.a.w diangkat ke Sidratul Muntaha. Tiba-tiba kelihatan
buahnya seperti tempayan dan daunnya seperti telinga gajah”.
Pada planet bumi kita ada pulau-pulau seperti tempayan dan
semenanjung seperti telinga gajah. Alam Sidratul Muntaha juga mempunyai
ciri-ciri yang demikian.
Pada bahagian tengah Sidratul Muntaha terdapatlah Baitul Makmur yang
menjadi pusat pentadbiran alam bawah. Di bahagian atas Sidratul Muntaha
terdapat satu lagi bahagian Alam Ghaib yang dinamakan al-Kursi berbentuk
empat persegi. Seluruh alam maya yang diperkatakan hingga kini berada
di dalam ruang alam al-Kursi yang ghaib ini. Al-Kursi pula menjadi alam
yang kecil di dalam ruang alam Arasy ar-Rahman, yang masih lagi di dalam
peringkat Alam Ghaib. Di bawah daripada Arasy ar-Rahman terdapat satu
kumpulan syurga tujuh tingkat: Darul Jalal, Darussalam, Jannatul Ma’wa,
Jannatul Khuldi, Jannatul Na’im, Jannatul Firdaus dan Jannatul ‘Adn.
Di kanan Arasy ar-Rahman terdapat pula sempadan yang memisahkan alam
yang di atasnya dengan alam yang di bawahnya, dinamakan Sidratul Muntaha
kedua. Arasy ar-Rahman dan Sidratul Muntaha kedua berada di dalam ruang
angkasa bulatan Alam Syahadah semula yang dinamakan al-Mastawa.
Al-Mastawa bukan lagi Alam Ghaib tetapi alam nyata. Pada keliling
permukaan al-Mastawa terdapat Loh Mahfuz yang padanya al-Qalam menulis
perintah Allah.
Al-Mastawa dengan segala isi kandungannya berada dalam satu bulatan
alam yang juga Alam Syahadah, yang dinamakan Bumi Rendah atau Bumi
Pertama. Alam Bumi Pertama ini dikelilingi oleh tiga lapisan alam.
Lapisan pertama dinamakan Alam Laut. Lapisan Kedua dinamakan Alam Angin.
Lapisan ketiga dinamakan Alam Kegelapan. Semuanya berada di dalam ruang
angkasa Bumi Kedua. Bumi Kedua berada di dalam ruang angkasa Bumi
Ketiga dan Begitulah seterusnya hingga ke Bumi Ketujuh.
Semua peringkat alam sehingga alam Bumi Ketujuh berada di dalam ruang
angkasa bulatan alam yang dinamakan Alam Gunung Kemurkaan. Alam Gunung
Kemurkaan berada di dalam bulatan alam yang dinamakan Alam Lautan
Kegelapan. Di dalam Alam Lautan Kegelapan di bawah Alam Gunung Kemurkaan
terdapat an-Nar atau neraka. Ada tujuh tingkat neraka: Jahannam, Sa’ir,
Luzi, Huthamah, Jahim, Saqar dan Hawiyah.
Alam Lautan Kegelapan dikelilingi oleh lapisan alam yang dinamakan
Alam Kegelapan. Di dalamnya terdapat Sijjin, penjara tempat disimpan
roh-roh dan catatan amalan orang-orang kafir. Mengelilingi Alam
Kegelapan ialah Alam Gunung Pendakian. Alam Gunung Pendakian dengan
segala isinya berada di dalam kerangka yang dinamakan juga Gunung Qaf.
Semua peringkat alam yang diperkatakan hingga kini termasuklah Gunung
Qaf terakhir ini diistilahkan sebagai Alam Bumi. Ia masih di dalam
peringkat Alam Malakut Bawah atau Alam Barzakh.
ALAM LANGIT-LANGIT
Alam Bumi bergerak pada satu lakaran mengelilingi satu pusat yang
dinamakan Kalbu Langit-langit. Selepas lakaran pusingan Alam Bumi ada
pula tujuh lakaran lain, menjadikan lapan lakaran semuanya. Pada lakaran
pertama hanya Alam Bumi berpusing mengelilingi Kalbu Langit-langit.
Pada lakaran kedua terdapat 70,000 bulatan alam-alam mengelilingi Kalbu
Langit-langit. Begitu juga pada lakaran ketiga sehingga lakaran ke
lapan. Bulatan alam pada tujuh lakaran selepas lakaran Alam Bumi
tersebut dinamakan Alam Langit-langit tujuh lapis. Alam Langit-langit
ini sangat indah dan menjadi syurga Barzakh yang sekarang didiami oleh
para malaikat. Ini adalah kumpulan syurga yang kedua, jua mempunyai
tujuh tingkat dan memakai nama yang sama seperti syurga kumpulan
pertama.
Selepas lakaran pusingan Alam Langit-langit ada satu lagi lakaran
yang ke sembilan. Pada lakaran yang ke sembilan ini terdapat dua belas
buah bulatan alam yang juga mengelilingi Kalbu Langit-langit. Alam yang
dua belas ini dinamakan Buruj Alam Atas. Dan diberi nama mengikut
lambang malaikat yang memerintah pada setiap alam tersebut: biri-biri,
lembu, kembar dua, ketam, singa, gadis, neraka, busur panah, kambing,
timba dan ikan. Begitulah nama 12 Buruj Alam Atas.
Sebenarnya terdapat juga Buruj Alam Bawah, iaitu bintang-bintang
tertentu dalam Langit Dunia yang menjadi tempat pengawalan malaikat,
menjaga supaya tidak ada syaitan yang dapat naik ke atas untuk mencuri
maklumat dari alam atas. Mana-mana syaitan cuba menceroboh akan dipanah
dengan panah api. Buruj Alam Atas pula bukanlah bintang tetapi adalah 12
buah alam yang sangat luas.
Planet bumi tempat kita tinggal ini apabila ia berpusing satu
pusingan pada paksinya terjadilah satu hari. Apabila ia berpusing satu
pusingan mengelilingi matahari terjadilah satu tahun matahari. Alam Bumi
yang besar di dalam Alam Barzakh itu apabila berpusing satu pusingan di
atas paksinya satu hari Alam Bumi yang dinamakan Hari Allah, bersamaan
dengan satu ribu tahun matahari.
“Dan satu hari di sisi Tuhan kamu adalah seribu tahun mengikut hitungan kamu”. (Surah al-Hajj, ayat 47).
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَن يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّ يَوْماً
عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ
Dan mereka meminta kepadamu (wahai Muhammad) menyegerakan kedatangan azab, padahal Allah tidak sekali-kali akan memungkiri janjiNya; dan (katakanlah kepada mereka): sesungguhnya satu hari dari hari-hari azab di sisi Tuhanmu adalah menyamai seribu tahun dari yang kamu hitung.
Ukuran kelajuan pada peringkat ini bukan lagi kelajuan cahaya tetapi
kelajuan malaikat, nur yang jauh lebih seni daripada sebarang cahaya
yang diketahui.
“”Malaikat dan roh naik kepada-Nya pada satu hari yang kadar ukurannya lima puluh ribu tahun”. (Surah al-Ma’arij, ayat 4).
تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ
كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Yang dilalui oleh malaikat-malaikat dan Jibril ke pusat pemerintahanNya
(untuk menerima dan menyempurnakan tugas masing-masing, terutama) pada
satu masa yang adalah tempohnya (dirasai oleh orang-orang yang bersalah)
sungguh panjang, (kerana banyak hitungan hisab dan berat soal
jawabnya).
Satu hari perjalanan malaikat bersamaan lima puluh ribu tahun matahari.
Kalbu Langit-langit memancarkan nur keseluruh alam-alam di
sekelilingnya. Nur yang dipancarkan itu adalah ilmu Allah. Malaikat
katibun menerima pancaran tersebut dan menulisnya di Loh Mahfuz dalam
Alam Bumi.
AL-KURSI YANG AGUNG
Semua alam-alam yang diperkatakan sehingga ini berada di dalam ruang
angkasa al-Kursi al-A’dzam (al-Kursi Yang Agung), yang menjadi batas
terakhir Alam Syahadah. Alam selepas al-Kursi Yang Agung ini adalah Alam
Ghaib yang dinamakan Alam Misal.
2: ALAM MISAL
Alam Syahadah yang berbataskan al-Kursi Yang Agung dengan segala
isinya berada di dalam ruang angkasa Alam Ghaib yang dinamakan al-Arasy
al-Majid (al-Arasy Yang Megah), yang sudah termasuk dalam peringkat Alam
Misal. Rasulullah s.a.w memberi gambaran tentang keluasan al-Arasy
al-Majid, “Hai Abu Zar. Langit yang tujuh dan bumi yang tujuh di sisi
al-Kursi hanya seumpama sebentuk cincin di atas padang pasir luas, dan
al-Kursi di sisi al-Arasy hanya seumpama sebentuk cincin di atas padang
pasir yang luas pula. Lebihnya al-Arasy daripada al-Kursi seperti
lebihnya padang pasir yang luas daripada sebentuk cincin tersebut”.
Di bawah al-Arasy al-Majid terdapat pula sempadan yang memisahkan
makhluk alam bawah daripada makhluk alam atas. Sempadan ini dinamakan
Sidratul Muntaha ke tiga. Al-Arasy al-Majid mempunyai 18,000 tiang. Di
sisi tiap-tiap tiang terdapat gugusan alam-alam yang merupakan syurga
kumpulan ke tiga. Syurga kumpulan ini dinamakan Jannatul Firdaus Atas.
Ia merupakan salah satu syurga yang tidak binasa bila berlaku kiamat.
Syurga Jannatul Firdaus Atas menjadi sempadan terakhir Alam Barzakh atau
Alam Malakut Bawah. Al-Arasy al-Majid yang di dalamnya terkandung Alam
Barzakh, sudah termasuk di dalam peringkat Alam Malakut Atas.
Al-Arasy al-Majid mengelilingi satu pusat, pada satu lakaran. Pusat
yang dikelilingi oleh al-Arasy al-Majid ini dinamakan Kalbu Alam.
Lakaran pusingan al-Arasy al-Majid merupakan salah satu daripada seribu
lakaran. Pada setiap lakaran itu terdapat satu buah alam yang besarnya
lebih kurang sebesar al-Arasy al-Majid. Jadi, terdapat seribu alam-alam
mengelilingi Kalbu Alam. Alam-alam tersebut dinamakan alam Arasy-arasy.
Kalbu Alam menjadi pusat dan menguasai Arasy-arasy tersebut.
Al-Arasy al-Majid sama dengan Arasy-arasy yang lain terletak di dalam
ruang angkasa alam yang dinamakan Alam Hijab. Alam Hijab yang
mengandungi Arasy-arasy ini berada di dalam peringkat Alam Hijab yang
lain pula, berlapis-lapis sehingga 70,000 lapis bagi satu peringkat Alam
Hijab yang dinamakan Hijab Nur Putih. Kemudian ia diikuti oleh
peringkat Alam Hijab yang lain, hinggalah kepada beberapa peringkat.
Setiap peringkat mengandungi 70,000 lapisan Hijab. Peringkat terakhir
dinamakan Hijab Ketunggalan, yang juga terdiri daripada 70,000 lapisan.
Peringkat Hijab Ketunggalan berakhir dengan lapisan Hijab yang dinamakan
Hijab Hamparan Emas.
Alam-alam bermula daripada al-Arasy al-Majid hingga ke lapisan Hijab
Hamparan Emas merupakan syurga yang dinamakan Iliyyun. Ia juga terdiri
daripada tujuh tingkat seperti syurga-syurga yang lain. Di Iliyyun
inilah disimpan catatan amalan orang-orang yang beriman yang baik-baik.
Di atas permukaan Hijab Hamparan Emas terdapat umbi bagi Sidratul Muntaha ke empat.
Seluruh alam yang dinyatakan sehingga ini berada di dalam ruang alam
yang dinamakan al-Arasy al-Karim (al-Arasy yang mulia). Ia menjadi
batasan terakhir Alam Misal.
Manusia yang berada dalam Alam Syahadah di planet bumi, lebih-lebih
lagi yang terkongkong dengan alam jasad, hanya memandang kepada yang
zahir atau nyata sahaja. Akal fikirannya sukar menggambarkan betapa
seninya jisim pada Alam Misal. Tetapi bagi seorang insan yang tinggi
makamnya di sisi Allah dapat masuk ke dalam Alam Misal dan melihat
keadaan di dalam alam tersebut, dan mendapati Alam Misal adalah satu
alam yang boleh disaksikan dan dirasa, seperti Alam Syahadah juga. Apa
yang ghaib itu apabila dibukakan ia menjadi nyata dan boleh berinteraksi
dengannya. Jika ada kerusi di dalam alam ghaib itu maka kerusi tersebut
boleh diduduki. Jika ada buah-buahan di sana maka buah-buahan tersebut
boleh dimakan. Begitu juga air yang ada di sana.
Jisim tipis dalam Alam Misal dipanggil an-Nuur. Jisim bersifat nuur
adalah jisim yang sangat murni. Ia juga merupakan benda-benda seperti
benda-benda yang ada dalam Alam Syahadah. Ada yang bercahaya menyilaukan
pandangan, ada yang cair seperti air dan ada yang padat seperti tanah
dan logam. Tetapi ia lebih murni, lebih indah dan lebih ajaib daripada
apa yang ada dalam Alam Syahadah.
3: ALAM ARWAH
Peringkat terakhir Alam Misal ialah al-Arasy al-Karim, selepasnya
bermula pula Alam Arwah (Alam Roh). Pada Alam Arwah terdapat juga
alam-alam Hijab. Seluruh al-Arasy al-Karim bersama-sama segala isi
kandungannya berada di dalam bulatan sejenis Alam Hijab yang lebih ghaib
dan lebih seni. Ada beberapa peringkat Alam Hijab dalam Alam Arwah.
Setiap peringkat ada 7,000 lapis Hijab. Lapisan pertama daripada Alam
Hijab itu dinamakan Hijab Permata.
Hadis mengenai mikraj menceritakan, “Hingga aku sampai pada Hamparan
Emas. Kemudian aku maju lagi bersama malaikat wakil Hijab Hamparan Emas
terus ke Hijab Permata, lalu mengetuk-ngetuknya. Berkata malaikat di
belakang Hijab, ‘Siapa ini?’ Ia menjawab, ‘Tuan punya Hijab Hamparan
Emas dan ini Muhammad Rasul Rabbil ‘Izzati’. Berkata malaikat itu,
‘Allahu Akbar!’ Ia pun menghulurkan tangannya dari bawah Hijab dan
meletakkan daku di hadapannya. Begitulah keadaannya dari satu Hijab
kepada Hijab yang lain hingga aku melampaui 70,000 Hijab, tebal
tiap-tiap Hijab 500 tahun”.
“Maka meluncurlah bersamaku malaikat itu lebih cepat dari sekelip mata hingga sampai ke Hijab Permata. Ia mengetuk pintu Hijab. Berkata malaikat dari sebalik Hijab, ‘Siapa ini?’ Ia berkata, ‘Saya tuan punya Hamparan Emas. Ini Muhamamd Rasul al-‘Arabi bersamaku.’ Berkata malaikat itu, ‘Allahu Akbar!’ Lalu ia mengeluarkan tangannya dari bawah Hijab hingga dia meletakkan daku dihadapannya. Begitulah keadaannya dari satu Hijab kepada Hijab yang lain. Tiap-tiap satu Hijab perjalanannya lima ratus tahun dan di antara satu Hijab dengan Hijab yang lain lima ratus tahun”.
Semua lapisan Alam Hijab bermula selepas al-Arasy al-Karim merupakan
syurga-syurga yang dipanggil secara tunggal dengan nama Darul Khulud,
negeri yang abadi. Ia juga mengandungi tujuh tingkat dengan tujuh nama
seperti syurga-syurga yang lain. Jannatul ‘And merupakan syurga yang
paling tinggi, paling besar dan paling indah. Di dalamnya ada Syajaratul
Thubi, pokok thubi, yang terdapat padanya satu syurga yang menjadi
induk bagi semua syurga, dinamakan Darul Qarar, negeri ketetapan.
Di atas Jannatul ‘And adalah al-Arasy al-‘Adzim, arasy yang besar. Ia
dinamakan juga al-Arasy al-Muhith, arasy yang meliputi, maksudnya
meliputi seluruh alam makhluk. Al-Arasy al-‘Adzim merupakan bulatan
terakhir atau kerangka yang paling luar bagi seluruh alam kejadian, alam
makhluk atau apa sahaja yang Allah ciptakan. Al-Arasy al-‘Adzim
mengandungi 70 juta lapisan kulit-kulit yang di antara satu kulit dengan
kulit yang lain terdapat ruang angkasa. Al-Arasy al-‘Adzim dijadikan
daripada nuur, jisim yang bersifat nurani, lagi seni dan tinggi. Hadis
menceritakan tentang nuur al-Arasy al-’Adzim, “Diliputi pada tiap-tiap
hari oleh seribu warna dari nuur”. “(Diliputi) 70,000 warna dari nuur,
tiada dapat dipandang kepadanya oleh seorang pun dari makhluk”.
“Nuur al-Arasy al-‘Adzim kalau dizahirkan kepada penduduk dunia ini dan (dalam keadaan) ia telah merendahkan diri (kepada Allah) nescaya lemah cahaya matahari bersamanya sebagaimana lemah cahaya pelita bersamanya (cahaya matahari) dan lebih kurang lagi”.
Meskipun nuur al-Arasy al-‘Adzim itu sangat kuat namun, orang yang
mencapai makam yang tinggi pada sisi Allah dapat mendekatinya tanpa
terjadi apa-apa dan mendapatinya suatu jisim alam yang sangat indah,
tiada bandingannya.
Di bawah al-Arasy al-‘Adzim ada pula Loh Mahfuz yang kedua. Catatan
yang tertulis di sini diambil oleh malaikat dan diturunkan kepada Kalbu
Alam yang kemudian memancarkannya kepada Alam-alam Arasy, termasuklah
al-Arasy al-Majid. Dari al-Arasy al-Majid ia diturunkan pula kepada
Kalbu Langit-langit yang kemudiannya dipancarkan kepada Alam
Langit-langit termasuklah Alam bumi di dalam Alam Barzakh. Begitulah
salah satu cara perintah Tuhan turun seperingkat demi peringkat hingga
sampai kepada masing-masing yang telah ditentukan.
Di bahagian atas al-Arasy al-‘Adzim yang paling luar dan paling
tinggi terdapat satu alam yang besar dan indah dinamakan Qubah. Ia
merupakan tempat yang paling tinggi dalam seluruh alam makhluk. Qubah
ini merupakan syurga yang lebih indah daripada syurga-syurga yang lain.
Ia juga terdiri daripada tujuh peringkat syurga seperti syurga-syurga
yang lain.
Di dalam alam Qubah yang besar ini, pada bahagian yang paling atas,
terdapat satu Qubah yang lebih kecil yang terdiri dari Permata Putih,
berupa seperti sebuah mahligai yang besar terapung di ruang angkasa
Qubah besar. Qubah Permata Putih ini merupakan tempat terakhir
perjalanan mikraj Rasulullah s.a.w.
Qubah besar menjadi pusat pentadbiran alam di bawahnya sebagaimana Baitul Makmur menjadi pusat pentadbiran alam yang lebih bawah. Qubah yang kecil pula menjadi inti atau istana bagi Qubah besar.
Apabila dilihat kepada keseluruhan alam makhluk maka bahagian yang
ada Qubah itu diisyaratkan sebagai bahagian atas. Jika dibandingkan
dengan sebiji buah maka Qubah itu adalah umpama tampuk yang
menentukannya sebagai bahagian atas dan lawannya sebagai bahagian bawah.
Hingga kepada al-Arasy al-‘Adzim yang terdiri daripada 70 juta
lapisan dengan Qubah di bahagian atasnya, maka tamatlah perbicaraan
mengenai Alam Malakut Atas dan berakhir juga ilmu manusia tentang alam.
Al-Arasy al-‘Adzim itulah kerangka alam. Ia adalah sebesar-besar
makhluk. Seluruh alam atau kejadian yang Tuhan jadikan berada di
dalamnya. Sekaliannya dinamakan Alam sahaja, atau dinamakan juga Alam
Kejadian atau Alam Makhluk atau A’yan Luar atau al-Mumkinat (segala yang
mungkin) atau Alam Yang Baharu atau Yang Selain Allah. Semuanya
menggambarkan apa yang termasuk di dalam kalimah “KUN” (jadilah kamu).
Jisim dalam Alam Arwah bersifat latif atau halus atau murni atau
terlebih ghaib. Insan yang tinggi makamnya pada sisi Allah memasuki alam
yang terlebih ghaib ini dan mendapati alam ini sama seperti Alam
Syahadah juga, berjisim dan berbentuk benda dalam bebagai-bagai keadaan
yang boleh disaksikan dan dirasa. Jadi, seluruh alam, iaitu Alam
Syahadah, Alam Misal dan Alam Arwah merupakan alam benda yang jika
diizinkan boleh disaksikan samada dengan pancaindera ataupun dengan
hati. Hati insan bersifat nurani, sama seperti sifat Alam Malakut.
Kekuatan pancaran nuurnya boleh menembusi tujuh petala langit dan tujuh
petala bumi untuk menyaksikan dan memperolehi makrifat tentang Alam
Makhluk atau Alam Kejadian.
“Orang yang dilapangkan dadanya oleh Allah untuk menerima Islam lalu ia beroleh nuur dari Tuhannya”. (Surah az-Zumar, ayat 22).
أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِّن رَّبِّهِ فَوَيْلٌ
لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Jika demikian, adakah orang yang telah dilapangkan Allah dadanya untuk menerima Islam, lalu ia tetap berada dalam cahaya (hidayah petunjuk) dari Tuhannya, (sama seperti orang yang tertutup mata hatinya dengan selaput kederhakaan)? Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang keras membatu hatinya daripada menerima peringatan yang diberi oleh Allah. Mereka yang demikian keadaannya, adalah dalam kesesatan yang nyata.
“Allah jualah nuur bagi semua langit dan bumi”. (Surah an-Nuur, ayat 35).
“Perumpamaan nuur-Nya seperti sebuah lubang di dinding di dalamnya
mengandungi pelita. Pelita itu berada di dalam kaca. Kaca itu bagaikan
bintang berkilau-kilauan. Dinyalakan dari pohon kayu yang berkat iaitu
minyak zaitun yang bukan dari timur dan bukan dari barat. Hampir
minyaknya mengeluarkan cahaya dengan sendirinya biarpun tidak disentuh
api”. (Surah an-Nuur, ayat 35).
“Nuur di atas nuur”. (Surah an-Nuur, ayat 35).
“Dipimpin Allah kepada nuur-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (Surah an-Nuur, ayat 35).
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ
الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونِةٍ
لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ
نُّورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَن يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ
لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Allah yang menerangi langit dan bumi. Bandingan nur hidayah petunjuk
Allah (Kitab Suci Al-Quran) adalah sebagai sebuah "misykaat" yang berisi
sebuah lampu; lampu itu dalam geluk kaca (qandil), geluk kaca itu pula
(jernih terang) laksana bintang yang bersinar cemerlang; lampu itu
dinyalakan dengan minyak dari pokok yang banyak manfaatnya, (iaitu)
pokok zaitun yang bukan sahaja disinari matahari semasa naiknya dan
bukan sahaja semasa turunnya (tetapi ia sentiasa terdedah kepada
matahari); hampir-hampir minyaknya itu - dengan sendirinya - memancarkan
cahaya bersinar (kerana jernihnya) walaupun ia tidak disentuh api;
(sinaran nur hidayah yang demikian bandingannya adalah sinaran yang
berganda-ganda): cahaya berlapis cahaya. Allah memimpin sesiapa yang
dikehendakiNya (menurut undang-undang dan peraturanNya) kepada nur
hidayahNya itu; dan Allah mengemukakan berbagai-bagai misal perbandingan
untuk umat manusia; dan Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.
PENUTUP
Bagaimana ahli al-kasyaf menyaksikan alam yang begitu luas dan jauh?
Adakah dia perlu menaiki sejenis kenderaan dan terbang ke seluruh alam
maya untuk menyaksikannya? Nabi Muhamamd s.a.w telah menaiki boraq dan
mengembara ke seluruh alam di bawah bumbung Langit Dunia (Langit
Pertama). Kemudian baginda s.a.w mikraj menggunakan tangga yang
dihulurkan dari alam atas seumpama lif yang dibawa turun dari tingkat
atas. Tetapi boraq hanya untuk kegunaan nabi-nabi tidak bagi manusia
biasa, walaupun seorang yang kasyaf. Namun, Allah s.w.t mempunyai
caranya sendiri untuk memperlihatkan alam ciptaan-Nya kepada sesiapa
yang Dia kehendaki.
Cuba kamu pandang kepada sebuah bangunan. Kamu dapat melihat bangunan
tersebut kerana ada cahaya dari sumber cahaya iaitu matahari. Cahaya
matahari menerpa ke arah bangunan itu lalu membawa seluruh bangunan
tersebut kepada mata kamu. Mata kamu juga bercahaya sebagai persediaan
untuk menerima pancaran cahaya matahari yang datang. Jika mata kamu
terpejam atau berselaput tidak mungkin cahaya matahari boleh
memasukinya. Pertemuan cahaya matahari dari atas dengan cahaya mata di
bawah melahirkan gambar pada belakang bola mata kamu. Gambar yang
tertera pada skrin bola mata kamu itu dalam keadaan terbalik. Otak
berperanan membetulkannya kembali. Otak boleh berfungsi sebagai kesan
aktiviti akal. Akallah yang melihat bangunan tersebut. Seluruh bangunan
yang begitu besar boleh masuk ke dalam akal kamu.
Andainya kamu berada di tempat yang tinggi dan pandangan kamu cukup
kuat maka kamu boleh melihat seluruh planet bumi berada di dalam akal
kamu. Akal kamu menjadi seperti satu ruang angkasa yang luas yang
memuatkan planet bumi. Jika kamu berada pada tempat yang lebih tinggi
dan pandangan kamu lebih kuat kamu akan dapat menyaksikan seluruh Alam
Syahadah. Begitulah keadaannya hingga kamu dapat melihat seluruh Alam
Misal dan Alam Arwah. Jadilah diri kamu seolah-olah satu ruang angkasa
yang di dalamnya terapung-apung seluruh alam makhluk.
Jika kamu memandang kepada sebuah bangunan maka bangunan itu yang
datang kepada kamu bukan kamu yang pergi kepadanya. Kamu tidak bergerak
satu langkah pun. Begitu juga keadaan ahli al-kasyaf yang tidak bergerak
dari tikar sembahyangnya namun dia dapat menyaksikan seluruh alam
makhluk. Keadaan ini boleh terjadi kerana Allah jualah nuur bagi langit
dan bumi. Nuur-Nya juga memancar di dalam kalbu orang mukmin. Nuur di
atas nuur. Nuur dari alam atas membawa turun seluruh alam kejadian dan
dapat ditangkap oleh nuur di bawah iaitu kalbu orang mukmin. Jadi, kalbu
orang mukmin itu meliputi seluruh alam makhluk tanpa dia perlu terbang
ke mana-mana.
“Dipimpin Allah kepada nuur-Nya siapa yang Dia kehendaki”.
“Katakanlah: Roh adalah urusan Tuhanku”.
Urusan Tuhan, inilah makam terakhir seorang hamba. Tidak ada apa-apa
lagi padanya melainkan urusan Tuhan. Apabila dia sudah larut di dalam
urusan Tuhan maka urusan Tuhanlah yang memperjalankannya ke seluruh alam
maya hingga terdampar ke Sidratul Muntaha. Seterusnya memanjat ke Qubah
yang menjadi puncak segala alam kejadian. Tidak ada apa-apa lagi
kecuali:
“ALLAH, RABBIL ‘IZZATI!’
Allah jualah yang memiliki Hijab Yang Teguh.
No comments:
Post a Comment